Pages

Powered By Blogger

Thursday, March 29, 2012

JURGEN HABERMAS

 Dosen : Khaerul Azmi, S.Sos.I, M.Sos.I


 
Jurgen Habermas
Biografi Habermas
Jurgen Habermas dilahirkan di Jerman 18 Juni 1929, merupakan filosof yang sangat berpengaruh. Pergualatan pemikirannya terbentuk setelah bergabung dalam mazhab Frankfurt. Mazhab Frankfurt berdiri dalam tradisi besar yang mengambil inspirasi dari Karl Marx dan terait dengan upaya untuk mengkritisi hubungan-hubungan sosial yang nyata.
Habermas banyak tertarik pada bidang kesusastraan, sejarah, filsafat dan juga psikologi dan ekonomi. Perkenalannya dengan Institut Penelitian Sosial terjadi pada tahun 1956 pada masa Adorno menjadi ketua. Bersama Adorno, ia mengambil proyek penelitian mengenai sikap politik mahasiswa Frankfurt, yang kemudian di publikasikan dalam buku Student un politik (Mahasiswa dan Politik) pada tahun 1964.
Pada tahun yang sama ia diundang menjadi Profesor filsafat di Heidelberg. Pada tahun 1964 pula, ia kembali lagi ke Universitas Frankfurt dan menggantikan kedudukan Horkheimer sebagai Profesor Sosiologi dan Filsafat. Sejalan dengan para pendahulunya habermas hendak membangun sebuah “teori dengan maksud praksis”. Corak penafsiran yang dilakukannya bersifat “ilmiah” sekaligus “filosofis”
Pemikiran Habermas
  1. Public Sphere
·         Tidak seperti pendahulunya yang berupaya mengadakan revolusi yang didasarkan atas “paradigma kerja”, maka Habermas memberikan pemahaman baru tentang rasio manusia, yaitu “paradigma komunikasi”
·         Implikasinya adalah demi terciptanya masyarakat sosialis yang dicita-citakan, Habermas justru menempuh jalan konsensus dengan sasaran terciptanya “demokrasi liberal”, yaitu hubungan sosial yang terjadi dalam lingkup “komunikasi bebas penguasaan” (Public Sphere)
  1. Pertautan pengetahuan dan kepentingan
·         Teori memilik pertautan dengan dimensi praksis. Itulah sebabnya harus ada pembedaan antara kepentingan kerja (kognitis-etis) dengan paradigma komunikasi (moral-praktis.
·         Paradigma kerja lebih menyangkut pada kepentingan-kepentingan teknis, seperti penguasaan atas alam  untuk kegiatan produksi, sementara paradigma komunikasi lebih berkaitan dengan dengan kepentingan praktis, yaitu interaksi antar manusia .
  1. Masyarakat harus dipahami sbg sebuah kombinasi antara tiga macam kepentingan utama: (1) Kerja (work); (2) Interaksi (interaction); (3) Kekuasaan (power)
·         Kepentingan bekerja (work)
terkait dg usaha2 utk menciptakan sumberdaya material
·         Karena sifat2 instrumentalnya utk menangani pekerjaan2 yg terlihat utk memperoleh hasil yg objektif bekerja ini lebih banyak terkait dg kepentingan teknis (technical interest) yang melibatkan rasionalitas instrumental (instrumental rationality) yg direpresentasikan dlm ilmu pengetahuan analitis-empiris (empirical-analytical science)
·         Teknologi digunakan sbg sebuah instrumen utk memperoleh hasil2 praktis yg didasarkan pd penelitian ilmiah.
  1. Kepentingan Interaksi (interaction)
·         Terkait dg penggunaan bahasa dan sistem2 simbol lain dlm komunikasi
·         Karena kerjasama sosial perlu untuk bisa bertahan (survival) kepentingan interaksi ini berhubungan dg kepentingan praktis (practical interest) yg melibatkan rasionalitas praktis (practical rationality) yg direpresentasikan dlm ilmu pengetahuan sejarah dan hermeneutika (historical-hermeneutical science).
  1. Kepentingan Kekuasaan (power)
·         Berhubungan dg distribusi kekuasaan dlm tatanan sosial utk menciptakan dominasi2 ttt.
·         Mengarahkan distorsi komunikasi
·         Mll kesadaran akan adanya ideologi2 yg mendominasi dlm masyarakat, kelompok2 dpt memberdayakan diri mereka sendiri utk mengubah kondisi masyarakatnya. Konsekuensinya kekuasan mempunyai kepentingan emansipatoris (emancipatory interest) yg melibatkan rasionalitas refleksi-diri (self-reflection rationality) yg direpresentasikan dlm ilmu pengetahuan kritis (critical science/ critical theory).

Masyarakat komunikatif
§  Habermas menjelaskan bahwa proses belajar masyarakat secara evolusioner tergantung pada kompetensi individu-individu yang menjadi anggotanya.
§  Kompetensi itu dikembangkan bukan secara individual dan terisolasi, melainkan lewat interaksi sosial dengan medium struktur-struktur yang berasal dari dunia kehidupan mereka
§  Ada tiga tahap perkembangan kompetensi komunikatif, yaitu
1.       Pertama, tahap interaksi melalui simbol-simbol, dimana tuturan dan tindakan masih terkait dalam kerangka kerja sebuah komunikasi tunggal yang bersifat memerintah .
2.       Kedua, tatap tuturan yang didifferensiasikan dengan pernyataan-pernyataan, yang untuk pertama kalinya antara tindakan dan tuturan dipisahkan. Pada tahap ini dikatakan telah terbentuk sebuah “peran sosial”, krn setiap individu bertindak sebagai pelaku sekaligus pengamat .
3.       Ketiga, pada tahap perbincangan (diskursus) argumentasi. Komunikasi sudah menyangkut pencarian klaim-klaim kesahihan tindakan- tuturan (Speech-acts).
Melalui pentahapan tersebut yang diinginkan adalah masyarakat komunikatif yang terbentuk melalui kesepakatan bersama yang didasarkan atas prinsip konsensus antar masyarakat secara dialogis .



                                                                                                                

MAZHAB FRANKFURT

Dosen : Khaerul Azmi, S.Sos.I, M.Sos.I


 
MAZHAB FRANKFURT
Sejarah berdiri dan orientasi ajaran. Mazhab Frankfurt digunakan untuk menunjukkan sekelompok sarjana yang bekerja pada Institut fur Sozialforschung di Frankfurt am Main. Didirikan oleh Felix Weil pada tahun 1923 dengan maksud membentuk sebuah pusat penelitian sosial yang dapat menyelidiki persoalan-persoalan sosial, seperti misalnya sejarah gerakan kaum buruh dan asal usul semitisme.
Lembaga ini mencapai periode keemasan, ketika Marx Horkheimer menjadi direkturnya pada tahun 1930. Lembaga penelitian sosial ini mengumpulkan banyak sarjana dari berbagai bidang keahlian, supaya persoalan yang menyangkut masyarakat dapat dipelajari dengan berbagai konsep-konsep ilmiah. Diantara anggota Mazhab Frankfurt adalah Friedrich Pollock (ekonomi), Leo Lowenthal (sosiologi kesusastraan), Walter Benjamin (ilmu kesusastraan), Theodor W. Adorno (filsafat, musikologi, psikologi dan sosiologi), Erich From (Psikoanalisa) dan Herbert Marcuse (filsafat)

Pemikiran filsafat
Pandangan filosiofis mazhab Frankfurt dikenal sebagai “teori kritis”. Nama ini diciptakan oleh Horkheimer . Teori ini berbeda dengan dengan filsafat tradisional yang sifatnya kontemplatif saja. Teori kritis memandang diri sebagai pewaris cita-cita Karl Marx, sebagai teori yang menjadi emansipatoris. Teori Kritis tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan, melainkan berupaya mengubah. Teori Kritis mau menjadi Praksis.
Namun Teori Kritis tidak mau membebek pada Marxisme, yang menjiplak begitu saja karya Marx. Menurutnya masyarakat yang dianalisa Karl Marx berbeda dengan “masyarakat kapitalis tua” (spatkapitalismus).
Dalam pandangan Teori Kritis, masyarakat industri maju bersifat “totalitas”. Artinya kontradiksi-kontradiksi, frustasi-frustasi, penindasan-penindasan tidak lagi tampak. Semua segi kehidupan tampak normal, efisien, produktif, lancar, dan bermanfaat. Padahal nyatanya itu semua. Oleh karenanya selubung tersebut harus dibuka.
Dalam pandangan Herbert Marcuse, ciri khas yang menonjol dalam masyarakat industri modern adalah peranan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rasionalitas dalam kapitalisme modern adalah rasionalitas teknologis, segala sesuatu dipandang dan dihargai sejauh dapat dikuasai, digunakan, diperalat dan dimanipulasi.
Dalam pandangan teknologis, instrumentalisasi menjadi istilah kunci, disamping operasionalisasi. Mula-mula cara berpikir ini dipraktekkan dengan alam. Tetapi kemudian merambah pada wilayah politik, sosial dan kultural. Lahirlah proyek semacam social engineering.

Pada titik inilah terdapat perbedaan antara Teori Kritis dengan Karl Marx yang dapat disimpulkan dalam:
1.       Dalam masyarakat industri yang maju, teknik dan ilmu pengetahuan menjadi tenaga produktif pertama. Dengan demikian teori kritis menilai pekerjaan kehilangan artinya.
2.       Sekaligus pertentangan antara pekerjaan dan modal pun kehilangan relevansinya. Penindasan manusia tidak lagi berupa penindasan kaum kapitalis terhadap para pekerja, melainkan semua ditindas  oleh suatu sistem di mana proses produksi yang ditentukan oleh teknologi sudah tidak terkontrol lagi.
3.       Perbedaan yang  tajam pula dengan Karl Marx, adalah kaum proletar sudah terintegrasi ke dalam “sistem” sehingga tidak lagi bersemangat revolusioner. Proletariat bukan lagi subjek suatu revolusi menyeluruh.
4.       Dengan demikian revolusi sendiri kehilangan artinya. Dalam pandangan Teori Kritis suatu revolusi hanya akan mengembalikkan keadaan semula.
5.       Kritik terhadap ilmu ekonomi kapitalis diganti dengan kritik terhadap kebudayaan teknokratis secara keseluruhan
6.       Dengan tekanan pada fungsi  primer kesadaran dalam usaha emansipasi, bidang produksi tidak lagi memiliki primat mutlak. Maka skema basis-bangunan atas dianggap tidak berlaku lagi
7.       Dengan demikian mereka juga menolak dogma inti Marxisme, bahwa menurut hukum perkembangan ekonomi umat manusia niscaya menuju ke penghapusan masyarakat berkelas dan ke arah kebebasan manusia.

Teori Kritis vs Teori Tradisional
Kritik teori kritis terhadap Teori Tradisional  adalah bahwa teori tradisional hanyalah menyusun suatu sistem prinsip yang melukiskan dunia. Teori tradisional menekankan pengetahuan murni, tetapi kurang memperhatikan aksi.
Dalam pandangan Horkheimer, anggapan teori tradisional bahwa sifat keilmiahan diukur dengan objektivitas, adalah sebentuk status quo. Oleh karenanya menurut Teori Kritis, pengenalan tidak pernah merupakan suatu usaha yang terlepas dari aksi. Teori Kritis insaf bahwa kegiatan ilmiah pada dasarnya sama dengan memihak pada suatu bentuk masyarakat tertentu. Maka dari itu tujuanTeori Kritis adalah emansipasi manusia dari relasi-relasi kemasyarakatan yang memperbudak
Pada akhirnya Teori Kritis mengalami jalan buntu. Teori Kritis menerima dari Marx bahwa manusia itu makhluk yang bekerja. Dan karena bekerja selalu berarti menguasai, maka pekerjaan pembebasan itu selalu akan menghasilkan perbudakan baru. Namun sebagaimana diperlihatkan oleh Jurgen Habermas, pekerjaan itu hanyalah satu tindakan dasar manusia saja. Pekerjaan adalah usaha manusia untuk menyesuaikan alam dengan kebutuhannya. Di samping pekerjaan masih terdapat tindakan yang sama dasariahnya yaitu, interaksi atau komunikasi antar-manusia.

Wednesday, March 28, 2012

PERSPEKTIF KRITIS

Dosen : Khaerul Azmi, S.Sos.I, M.Sos.I

 
PERSPEKTIF KRITIS
Aspek Esensial
Ilmuwan sosial kritis yakin akan perlunya pemahaman pada pengalaman kehidupan orang2 nyata dalam konteksnya,Pendekatan kritis meneliti kondisi2 sosial & membongkar tatanan2 kekuasaan opresif. Dalam komunikasi, ilmuwan kritis scr khusus tertarik pd bagaimana pesan2 memperteguh opresi di masyarakat.
Ilmu sosial kritis membuat sebuah kesadaran melalui upaya penyatuan teori & tindakan. Tujuan penelitian kritis utk mengekspos cara2 benturan berbagai kepentingan yg berkompetisi & penyelesaian konflik2  oleh satu kelompok atas kelompok yg lain. Tujuan penelitian kritis membongkar proses dominasi yg biasanya tersembunyi. Contoh: Postcolonial theory.
Marxisme
Pemikiran Karl Marx
  1. Kritik Masyarakat
Menurut Karl Marx, terjadinya masyarakat borjuis erat hubungannya dengan kapitalisme. Dan hakikat masyarakat borjuis adalah uang. Dlm sistem kapitalis, profit mendorong produksi & mendominasi tenaga kerja. Kelas pekerja ditindas oleh kelas yg lebih berkuasa yg mendapatkan untung dari profit (kaum kapitalis). Oleh karena masyarakat kapitalis berdasarkan hak milik pribadi atas alat-alat produksi, emansipasi menurut Marx hanya dapat dicapai kalau hak milik pribadi itu dihapus. Dan itu bisa dilakukan lewat revolusi kaum proletar.
b.      Dehumanisasi dalam sistem produksi kapitalis
Marx menggambarkan dehumanisasi yang terjadi di bawah sistem produksi kapitalis dengan sebutan “keterasingan”. Buruh bekerja bagi kekuasaan asing, bagi pemilik modal. Oleh karena itu pekerjaannya adalah kerja paksa. Jadi menurut Marx realitas masyarakat ditentukan oleh kekuasaan kelas yang satu di atas yang lain
c.       Kritik Agama
Dengan bertolak dari Feuerbach, Marx mengkritik agama. Baginya agama hanyalah proyeksi sifat-sifat manusia ke dalam surga. Menurut Marx manusia hanya dapat memproyeksikan hakikatnya ke dalam surga, karena ia sudah terasing daripadanya. Kritik sasaran Marx sesungguhnya adalah keterasingan nyata manusia dalam masyarakat modern
d.      Masyarakat yang teremansipasi
Marx mengandaikan suatu emansipasi manusia, dan emansipasi itu dipahami sebagai perealisasian diri yang menyeluruh dan bebas dari heteronomi . Mark mengidamkan sebuah masyarakat komunis, dimana setiap orang bebas dari pembagian kerja.
e.       Materialisme historis
Marx mengajarkan bahwa emansipasi perlu diusahakan. Emansipasi tercapai apabila manusia mewujudkan diri secara bebas dari heteronomi, secara sosial, bebas dari kepentingan, secara produktif . Marx beranggapan bahwa Alat2 produksi dlm masyarakat (base) menentukan sifat dr masyarakat (superstructure). Ekonomi basis seluruh struktur masyarakat. Cara produksi kehidupan material mensyaratkan proses kehidupan sosial, politis dan rohani pada umumnya
f.         Filsafat manusia
Marx memahami manusia sebagai makhluk objektif. Maksudnya ialah bahwa manusia selalu menemukan diri dalam dunia. Maka manusia baru nyata apabila ia mengobjektifkan diri ke dalam dunia. Sekaligus alam itu harus disesuaikan dengan kebutuhan manusia. Untuk itu manusia harus bekerja. Oleh karenanya, menurut Marx, pekerjaan merupakan perealisasian diri manusia.

LOUIS ALTHUSSER
Ideologi hadir dlm struktur masyarakat itu sendiri & muncul dlm praktek2 aktual yg dilakukan oleh institusi2 dlm masyarakat. Ideologi scr nyata membentuk kesadaran individu & menciptakan pemahaman subjektif orang pd pengalaman.
Superstruktur (organisasi sosial) menciptakan ideologi yg pd gilirannya ideologi itu mempengaruhi pemahaman individu pd realitas.Superstruktur terdiri dari dua elemen:
1.       Repressive State Apparatus (RSA): polisi & militer
2.       Ideological State Apparatus (ISA): pendidikan, religi, media massa
RSA menegakkan ideologi dg kekuatan fisik. ISA mereproduksi ideologi secara halus melalui aktivitas komunikasi sehari2 sebagai normalitas.

ANTONIO GRAMSCI
Hegemoni
Proses dominasi dimana seperangkat gagasan-gagasan memperlemah atau mengkooptasi gagasan-gagasan yg lain. Terjadi ketika peristiwa-peristiwa atau teks-teks diinterpretasikan dg satu cara yg mendukung/ menguntungkan kepentingan-kepentingan satu kelompok di atas kepentingan-kepentingan kelompok lain. Proses halus yg mengkooptasi kepentingan-kepentingan satu kelompok subordinat dlm kepentingan-kepentingan satu kelompok dominan.