Dimensi moral, Sosial dan Budaya Ilmu Komunikasi dalam Pembangunan
Komunikasi dan Perkembangannya
Menurut Jujun S. Suriasumantri, Komunikasi sebagai ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka oleh masyarakat. Pengkomunikasian itu sendiri biasanya diwujudkan dalam penerapan ilmu komunikasi di masyarakat. Misalnya kala ditemukannya telephone oleh alexander graham bell. Dari telephone yang sangat sederhana ia terus berkembang menjadi berbagai model dan bentuk serta berbagai macam fitue sesuai dengan kebutuhan pemakai.Dalam hal inilah penerapan ilmu komunikasi sangat terkait dengan aksiologinya.
Aksiologi Ilmu Komunikasi
Jujun menyatakan bahwa Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Menurut Suciati aksiologi ilmu komunikasi itu meliputi logika, etika dan estetika.
Lebih jauh disini akan dipaparkan bagaimana ilmu komunikasi dapat diterapkan dalam masyarakat sehubungan dengan pembangunan dilihat dari sisi moral, sosial dan budaya.
Dimensi Moral Ilmu Komunikasi
Jujun menyatakan, bahwa netralitas ilmu terhdap nilai-nilai hanya terletak pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaan, bahkan pemilihan obyek keilmuan, harus berdasarkan asas-asas moral.
Sehingga pertanyaan besarnya adalah apakah ilmu komunikasi telah memberikan sumbangan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan? Karena perkembangan ilmu komunikasi yang begitu pesat ini tidak saja menimbulkan efek positif semata, melainkan juga efek negatif.
Menurut Becker, ada beberapa fungsi komunikasi massa bagi individu, diantaranya:
1. Pengawasan atau pencarian informasi
2. Pengawasan diri
3. Fasilitas dalam hubungan sosial
4. Subtitusi dalam hubungan sosial
5. Membantu melegakan emosi
6. Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan
7. Bagian dari kehidupan rutin (ritualisasi)
Sehingga menurut Bakhtiar, Melalui fungsi-fungsi tersebut diharapkan ilmuwan komunikasi sebagai individu memiliki hakikat moral, sebab ilmu komunikasi berkaitan erat dengan persoalan nilai-nilai moral.
Dalam kondisi ini ilmu tidak lagi bebas nilai, dikarenakan ilmu tersebut sudah diterapkan dan sudah berada di tengah-tengah masyarakat luas. Menurut Bakhtiar, penerapan ilmu pengetahuan yang telah dihasilkan oleh ilmuwan, baik itu berwujud teknologi ataupun teori-teori emansipasi masyarakat dan sebagainya semestinya memperhatikan nilai adat, nilai keagamaan, nilai kemanusiaan dan lain-lain.
Dimensi Sosial Ilmu Komunikasi
“Sosial” dalam KBBI berarti, berkenaan dengan masyarakat.
Dalam dimensi sosial, ilmu komunikasi berhubungan erat dengan etika. Makna etika dipakai dalam 2 bentuk arti:
1. Etika sebagai suatu kumpulan pengetahuan tentang penilaian terhadap perbuatan manusia.
2. Etika sebagai suatu predikat yang dipakai guna membedakan perbuatan-perbuatan, hal-hal, atau manusia yang lain.
Etika memiliki objek formal, yaitu norma-norma kesusilaan manusia.
Beberapa fungsi sosial komunikasi menurut Laswell & Wright adalah:
1. Pengawasan lingkungan
2. Korelasi sosial
3. Sosialisasi
4. hiburan
5. Sedangkan Lazarsfeld & Marton membaginya menjadi:
6. Mengukuhkan status sosial
7. Memperkokoh norma-norma sosial
Sehingga menurut Effendi, dari fungsi di atas terlihat, bahwa dengan ilmu komunikasi diharapkan terjadi perubahan pendapat, sikap, maupun prilaku.
Dimensi Budaya Ilmu Komunikasi
Keterkaitan dimensi budaya dengan ilmu komunikasi tidak terlepas dari estetika.
Sedangkan menurut Bakhtiar, estetika itu sendiri berhubungan dengan nilai pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Sehingga ilmu komunikasi dari sudut pandang estetika adalah seni, seperti seni retorika, seni film dan lain sebagainya.
Menurut Purwasito, Komunikasi adalah pertukaran simbol, jadi komunikasi antar budaya adalah pertukaran pertukaran simbol dari dua orang atau lebih yang dilatar belakangi oleh faktor perbedaan budaya, diantara perbedaan tersebut adalah:
1. Bahasa
2. Keyakinan
3. Adat Istiadat
4. Kepercayaan
5. Status sosial-ekonomi dan lain sebagainya
Maka, dengan adanya komunikasi antar budaya tersebut dapat terjadi pertukaran simbol, yang mana simbol-simbol tersebut berhubungan erat dengan estetika. Apabila pertukaran simbol terjadi, maka akan muncul interpretasi. Dari interpretasi akan muncul makna yang berkaitan dengan simbol yang berkaitan dengan estetika.
Kesimpulan
Dari dimensi moral, ilmu komunikasi ditunjukan untuk kebaikan manusia tanpa merendahkan martabat atau mengubah hakikat manusia.
Dari dimensi sosial, ilmu komunikasi bertujuan untuk bisa mensosialisasikan ide-ide, melakukan pengawasan, menjadi hiburan positif, memperkokoh norma-norma sosial, dan sebagainya.
Dari dimensi budaya, ilmu komunikasi diharapkan mampu mengikis konflik antar budaya serta memperkenalkan nilai-nilai budaya masyarakat kepada masyarakat lain.
0 comments:
Post a Comment